Senin, 23 Des 2024
NasionalPariwisata

Ribuan Masyarakat Antusias Ngalap Berkah Gunungan Garebeg Mulud

Oplus_0
Oplus_0

Yogyakarta(HR) – Upacara Garebeg Mulud kembali digelar Kraton Yogyakarta dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Senin (16/09/2024) pagi. 

Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, Masjid Gedhe Kraton Yogyakarta kembali menjadi salah satu lokasi pembagian gunungan dalam garebeg mulud ini.

Tiga buah gunungan yakni dua gunungan kakung dan satu gunungan putri yang dikawal oleh bregada prajurit Keraton Yogyakarta dari Kagungan Dalem Kraton Yogyakarta menuju ke Masjid Gedhe ini tiba sekitar pukul 10.00 WIB. Usai didoakan, para abdi dalem kemudian membagikan 2 gunungan kakung tersebut kepada ribuan masyarakat yang telah berkumpul sejak pagi.

Ditemui usai garebeg mulud, Raden Wedono Abdulrohmanu yang didampingi KRT Zhuban Hadiningrat, serta Kanjeng Mas Tumenggung Sarihartakadipura mengungkapkan, 1 gunungan putri yang dibawa ke dalam Masjid Gedhe diperuntukkan untuk para abdi dalem. 

“Mengapa gunungan putri dimasukan kedalam masjid? Hal ini adalah simbolisasi bahwa sedekah raja tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk abdi dalemnya sendiri,” ucap Raden Wedono Abdulrohmanu.

Raden Wedono Abdulrohmanu juga mengatakan bahwa selain udhik-udhik, pareden atau gunungan menjadi sedekah yang mayoritas berwujud hasil bumi, seperti kentang, sayur-mayur, kacang panjang, dan buah-buahan. Sedekah ini merupakan tuntunan yang wujudnya sebagai tradisi budaya, yang kemudian diberikan untuk menuntun masyarakat.

“Kita diajarkan untuk memberikan sedekah walaupun sedikit tapi memberi berkah. Dan ini akan sangat menepis anggapan di luar sana, bahwa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang notabenenya masih menerjemahkan bahwa udhik-udhik dan hajad dalem gunungan masih dianggap mitos atau bahkan sirik dan tidak ada tuntunan, justru hal ini diambil dari tuntunan islam. Kita maknai bersama dan lestarikan tradisi budaya yang dibawa hingga detik ini,” jelas Raden Wedono Abdulrohmanu.

Pada kesempatan kali ini, prosesi garebeg ini mendapat antusias yang sangat besar dari masyarakat. Berbagai kalangan masyarakat hadir, baik yang baru pertama kali menyaksikan maupun yang sudah berkali-kali ikut serta dalam prosesi upacara ini.

“Menurut saya seru dan hal ini juga untuk melestarikan budaya. Dan barang yang saya dapat rencananya digunakan untuk tanaman yang kata orang-orang biar subur, dikarenakan ini saya baru pertama kalinya jadi ingin mencoba,” tutur Supriyanto, warga asal Sleman yang baru pertama kali ikut serta dalam prosesi Garebeg Mulud.

Sementara, Dyah Ayu warga asli Jogja mengatakan bahwa keikutsertaannya dalam garebeg kali ini menjadi pengalaman ketiganya. 

“Tapi baru pertama kali dapet wajik. Ngalap berkah dari gunungannya karena waktu ikut kegiatan grebeg yang sebelumnya belum berani buat mendekat ke kerumunannya,” ungkap Dyah.

Dyah Ayu pun menyebutkan, wajik yang didapatkannya akan disimpan. Ia percaya bahwa barang tersebut merupakan berkah dalem.(AR).

Tags:dinas pariwisata DIYPemkot JogjaPemprov DIY


Baca Juga