Yogyakarta – Trisula Literasi Indonesia (TLI) bersama Bakesbangpol Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar acara Focus Discussiom Group (FGD) dalam rangka peringatan Hari Pahlawan dengan mengangkat tema “Menatap Indonesia Kedepan Penuh Harapan dan Optimisme” di Kesbangpol DIY hari ini, Selasa (12/11/2024).
Acara yang diinisiasi TLI ini selain diikuti oleh serikat pekerja dari Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), juga diikuti oleh perwakilan para pemuda dari Indonesia Timur, antara lain dari Papua, Maluku dan masih banyak yang lainnya.
Panitia menghadirkan 3 pembicara dalam kegiatan tersebut, antara lain, Dr. Hari Santoso akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Dani Eko Wiyono ST., MT., pemerhati pemuda juga Ketua Serikat Buruh, Roy Robert. E, B.AP.MM seorang praktisi dari Papua.
Masing – masing pembicara memaparkan tentang makna dari kepahlawanan dengan versinya masing-masing.
“Kegiatan ini di diselenggarakan untuk memupuk rasa cinta tanah air mengingat perjuangan para pahlawan yang telah memberikan segalanya demi Tanah air kita. Serta membangun kesadaran kita semua terutama sebagai pemuda untuk mengisi kemerdekaan ini,” tutur Nindyo Dewanto, SH., M.Hum dalam sambutannya yang dibacakan oleh perwakilan dari Bakesbangpol DIY.
Sementara itu pembicara pertama, Hari Santoso yang juga sebagai dosen Filsafat UGM ini memberikan paparan perihal siapa yang disebut/dianggap sebagai pahlawan?
“Apapun yang menguntungkan kita, itulah yang kita anggap pahlawan. Kita harus bisa mencapai level kesadaran universal yang artinya bahwa kita harus berani menganggap benar kalau memang dia itu benar dan kalau Ia salah, ya harus salah. Kita sebagai penerus harus bisa membangun kesadaran akan tanggung jawab kita semua. Kita harus memahami bahwa tantangan kita kedepan tidaklah ringan,” papar Hari.
Sedangkan Pembicara yang lain, Roy Robert lebih mewakili Indonesia Timur menekankan pentingnya mengutamakan kebersamaan dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat agar Yogyakarta tetap nyaman dan Ia juga memberikan pesan khusus untuk para pelajar/mahasiswa yang belajar di Yogyakarta agar tetap fokus pada pendidikan.
Yogyakarta ini nyaman untuk ditinggali, maka dari itu kita harus bisa menjaga agar suasana di Yogyakarta tetap nyaman dan damai,” ujarnya.
Sedangkan Dani selaku pemerhati pemuda dan juga ketua KSBSI DIY lebih menekankan tentang bagaimana masyarakat bisa lebih sejahtera dalam segala hal. Ia juga menyinggung soal rencana kenaikan pajak yang begitu besar yang bakal berdampak pada kesejahteraan masyarakat buruh, petani dan lain-lain. Ia juga menyinggung soal undang-undang cipta kerja yang juga dirasa sangat merugikan buruh.
“Pemerintah harus segera menghentikan dan menurunkan angka pajak agar kesejahteraan masyarakat lebih meningkat. Kenaikan pajak ini juga akan berdampak pada rendahnya daya beli masyarakat dan dikhawatirkan menimbulkan PH,” tandasnya.
Diakhir acara, Ahmad Waisan selaku ketua penyelenggara mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya baik kepada seluruh peserta maupun kepada Bakesbngpol DIY atas kehadiran dan terselenggaranya kegiatan FGD ini.(AR).