Jumat, 26 Sep 2025
NasionalPariwisata

Gelar Bukber Bareng Anak Yatim, PHRI Gunungkidul Serahkan Donasi Untuk Panti Asuhan dan Pondok Pesantren

Gunungkidul (HR) – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Gunungkidul menggelar kegiatan buka bersama dengan anak yatim sekaligus menyerahkan donasi panti asuhan Al Hadid Karangmojo dan pondok pesantren dan pondok pesantren Tahfidzul Qur’an Ansharullah di Plembon Kidul, Logandeng, Playen, Gunungkidul hari ini, Selasa (18/03/2025.

Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin yang diadakan secara rutin setiap tahun saat bulan Ramadhan oleh PHRI Gunungkidul.

“Ini kegiatan rutin tiap bulan Ramadhan. Sebagi wujud dari kepedulian PHRI dan anggota-anggota kami,” ujar Ketua PHRI Gunungkidul Sunyoto kepada HarianRakjat.com.

Sunyoto menambahkan, tanggal 18 Maret 2025 kegiatan buka puasa bersama anak-anak yatim dan penyerahan donasi di panti asuhan Al Hadid Karangmojo, kemudian penyerahan 120 nasi box ke Pondok pesantren Tahfidzul Qur’an Ansharullah di Plembon Kidul, Logandeng, playen untuk buka puasa.

“Tanggal 21 Maret 2025 nanti kami ada kegiatan pembagian bingkisan sembako disekitaran pasar Argosari, dilanjutkan pertemuan bulanan sorenya sekaligus buka puasa bersama di rumah bu Martini/Martini catering di Tawangsari, Wonosari,” tambahnya.

Pada perayaan Natal kemarin di bulan Januari, PHRI Gunungkidul juga berbagi dalam rangka Natal bersama dengan bakti sosial pemeriksaan kesehatan gratis untuk warga Dusun Jati, Candirejo, Semanu sebanyak 110 warga sekaligus pembagian bingkisan juga bantu 4 orang warga difabel, serta membelikan alat tensi dan alat pengukur gula untuk Dusun Jatu.

Disinggung soal dampak efisiensi anggaran dan adanya larangan study di beberapa daerah, Sunyoto menuturkan, dampaknya sangat dirasakan bagi industri pariwisata, khususnya di Gunungkidul.

“Adanya efisiensi anggaran dan larangan study tour dari beberapa pemerintah daerah, khususnya dari Jawa Barat dan Banten, dampaknya terasa. Jadi yang biasanya hotel-hotel bintang 3 dan 4 sudah ada pesanan-pesanan untuk rapat atau gathering, yang biasanya diadakan oleh instansi-instansi banyak yang di cancel,” katanya.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, menurut data statistik, kunjungan wisatawan yang berasal dari Jawa Barat itu sekitar 14,6%, jadi cukup terasa untuk pengelo industri pariwisata, khususnya yang di Pantai.

“Jadi dampaknya memang sangat luar biasa sekali adanya larangan study tour ini. Harapannya ya mudah-mudahan ada wisatawan dari daerah lain yang berkunjung ke Gunungkidul, sehingga kunjungan wisatawan di Gunungkidul dapat meningkat,” ingkang Sunyoto.

Untuk liburan lebaran sendiri, Sunyoto melanjutkan, biasanya tidak begitu berpengaruh dengan larangan study tour, karena untuk liburan lebaran ini biasanya wisatawan yang berkunjung dari perorangan dan keluarga.

“PHRI pusat dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PHRI sudah mengajukan keberatan atas kebijakan-kebijakan yang dampaknya terhadap industri pariwisata di Indonesia. Itupun memang hasil laporan dari PHRI daerah yang memberikan laporan ke PHRI pusat, sehingga PHRI pusat sudah melayangkan keberatan atas kebijakan yang tentunya akan berdampak kepada industri pariwisata,” pungkasnya.(AR)

Tags:Gunungkidul HandayaniJogja Istimewapesona IndonesiaPHRI Gunungkidulwonderful Indonesia


Baca Juga