Kamis, 25 Sep 2025
Pojok Opini

Kasus Ramai, Lalu Senyap: Konspirasi atau Kelalaian Publik?

Foto: Ilustrasi 

 

Harian Rakjat, Klaten – Rabu (24/09/2025), Di negeri ini, publik kerap disuguhi drama besar yang mengguncang ruang pemberitaan. Kasus korupsi, pelanggaran hukum, atau skandal politik, muncul dengan sorotan gemerlap, lengkap dengan narasi heboh dan analisis mendalam. Media menghadirkannya setiap hari, publik pun larut dalam arus informasi. Namun, beberapa pekan atau bulan kemudian, kasus yang semula begitu panas tiba-tiba lenyap begitu saja. Hilang dari layar, hilang dari ingatan. Pertanyaannya: sebenarnya ada apa?

Fenomena ini bukanlah hal baru. Begitu antusiasme publik reda, perlahan isu besar tenggelam. Bukan hanya pemberitaannya yang hilang, tapi juga proses hukum serta kejelasan nasib mereka yang terlibat. Tidak jarang, sosok yang dulu ditetapkan sebagai tersangka justru bisa kembali duduk manis di kursi kekuasaan. Publik wajar curiga: apakah kasus itu memang selesai, atau ada kekuatan besar yang sengaja menguburnya?

Di sinilah peran media seharusnya penting, menjaga agar kasus tetap hidup dalam wacana publik. Namun realitas tidak sesederhana itu. Media punya keterbatasan: tekanan politik, intervensi pemilik modal, hingga ancaman yang membuat liputan berhenti di tengah jalan. Pada akhirnya, publik dipaksa melupakan, meski luka keadilan masih menganga.

Kelemahan lain terletak pada budaya masyarakat kita sendiri. Ingatan kolektif yang pendek membuat kasus besar mudah tenggelam oleh isu baru. Sensasi segar lebih cepat menyita perhatian ketimbang tuntutan akan kejelasan kasus lama. Ruang inilah yang dimanfaatkan kekuasaan menyembunyikan kasus ke ruang gelap, jauh dari sorotan, sambil meramu kompromi yang sering kali melibatkan uang, jabatan, atau kepentingan politik.

Sejarah bangsa ini terlalu sering mencatat betapa perkara besar berakhir tanpa kejelasan. Jalan pintas yang ditempuh tak pernah diumumkan, tapi dampaknya dirasakan: hilangnya rasa percaya publik terhadap hukum dan keadilan.

Sesungguhnya, yang paling ditakuti oleh kekuasaan bukanlah kebenaran, melainkan konsistensi rakyat untuk menagih kebenaran itu. Selama masyarakat mudah dialihkan, kasus besar akan terus menguap. Hilang dari media, hilang dari ingatan, lalu hilang dari catatan sejarah.

Maka, tugas kita bersama adalah menjaga ingatan. Mengulang pertanyaan sederhana namun penting: sebenarnya ada apa? Jangan biarkan kasus yang ramai diberitakan hilang begitu saja. Sebab keadilan tidak boleh berumur pendek, dan kebenaran tidak boleh dibiarkan terkubur hidup-hidup. (AR)

Tags:Berita JogjaJogja IstimewaKasus lama yang menguapKonspirasiPengalihan isu

255|Share :

Baca Juga