Yogyakarta (HR) – Rapat Pembahasan Technical Handbook (THB) mengenai ketentuan usia atlet sepak bola wanita Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2025 yang digelar Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DIY, Senin (5/8/2024) menuai kritik tajam dari peserta rapat.
Peserta rapat menganggap Asprov PSSI DIY tidak aspiratif menanggapi aspirasi yang disampaikan klub-klub dan pelatih yang hadir.
Rapat dihadiri empat perwakilan terdiri tiga kabupaten dan satu kota, Askab PSSI Sleman, Kulonprogo, Wonosari, dan Kota Yogyakarta. Sementara Askab PSSI Bantul tidak hadir. Agenda utama rapat untuk membahas peraturan tentang batas usia kelahiran atlet sepakbola wanita. Sebagaimana tercantun dalam THB, usia atlet ditentukan dengan tahun kelahiran 2007,2008 dan 2009.
Namun batasan usia tersebut dianggap merugikan beberapa Asosiasi Kabupaten (Askab) yang tidak memiliki jumlah atlet memadai untuk dikirim. Askab Sleman hanya memiliki 9 pemain dan Kulonprogo memilki 7 pemain dengan tahun kelahiran yang memenuhi syarat.
Oleh sebab itu mereka menginginkan batasan usia dapat diperluas sehingga tidak berdampak negatif terhadap kesiapan sebagian tim dan perkembangan pemain muda.
Manajer Sepakbola Putri Porda 2025 Askab PSSI Sleman, Ipong Suhardiyanto menyatakan kekecewaannya.
“Kami merasa tidak didengarkan. Usulan kami untuk mempertimbangkan usia pemain yang lebih fleksibel demi pengembangan bakat muda tidak mendapatkan tanggapan yang memadai dari Asprov. Ini sangat mengkhawatirkan, mengingat pentingnya turnamen ini bagi masa depan sepak bola wanita di DIY,” ungkapnya.
Lebih lanjut, beberapa klub mengkhawatirkan jika aturan ini diterapkan tanpa ada penyesuaian yang adil, cabor sepakbola putri Porda 2025 bisa terancam gagal digelar.
“Banyak klub yang merasa keberatan dengan perubahan ini. Jika tidak ada solusi yang memadai, bukan tidak mungkin Porda 2025 akan terancam gagal. Kami berharap Asprov lebih terbuka dalam berdiskusi dan mempertimbangkan semua masukan,” tambah Ipong Suhardiyanto.
Merasakan suhu jalannya rapat yang memanas, pimpinan rapat Sukoco menyatakan akan mengevaluasi kembali masukan dari peserta rapat dan berkomitmen untuk mencari solusi terbaik.
“Kami memahami kekhawatiran dari klub-klub dan pelatih. Asprov akan mempertimbangkan semua masukan yang ada dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak demi kesuksesan Porda 2025,” ujarnya.
Sejumlah peserta berharap rapat selanjutnya dilakukan secara intern oleh pihak Asprov dalam waktu secepatnya untuk membahas lebih jauh perubahan teknikal handbook ini. Selain itu Asprov PSSI DIY juga diharapkan dapat lebih aspiratif dan terbuka dalam mendengarkan serta mengakomodasi aspirasi dari semua pihak yang terlibat. (Ar)