Sleman(HR) – Laporan adanya dugaan pengeroyokan yang dialami oleh Ari Purwiko pendukung dari salah satu pasangan calon (Paslon) Bupati dan wakil Bupati Sleman nomor urut 1, Kustini – Sukamto (Kusuka) yang diduga dilakukan oleh warga desa Grogolan, Kalurahan Umbulmartani, Kapanewon Ngemplak, Sleman saat ini sudah masuk ke Polresta Sleman.
Dalam pers rilisnya, kuasa hukum dari Kusuka Enji Pusposugondo menyampaikan bahwa korban langsung dibawa ke RS Panti Nugroho untuk dilakukan perawatan dan visum.
“Dari hasil pemeriksaan dokter, korban mengalami pendarahan di bagian kepala, telinga dan lebam di sekujur tubuh. Dokter juga bilang korban mengalami gegar otak sedang,” ujar Enji, Jumat (08/11/2024).
Ditambahkan Enji, pihaknya juga telah membuat laporan ke Polresta Sleman berkaitan dengan kejadian tersebut. Pihaknya meminta kepada arapat penegak hukum untuk segera bertindak menangkap para pelaku pengroyokan.
Sementara itu terpisah, Kepala Dukuh Grogolan Sudarmanto saat dikonfirmasi HarianRakjat.com (08/11) membantah adanya dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh warganya tersebut. Ia juga membeberkan kronologi kejadian yang sebenarnya.
“Sebetulnya masalahnya itu ada kesalahpahaman, kemarin malam itu ada 4 orang anggota salah satu ormas di Sleman mendatangi rumah Supriyanto, ketua RT Grogolan kurang lebih sekitar pukul 18:00 wib. Dari 4 orang itu salah satunya mabuk dan langsung marah – marah tidak jelas didepan rumah pak RT,” tuturnya.
Mendengar teriakan itu, istri Supriyanto, Fitriyani yang menemuinya dan justru tangannya terkena pukulan yang diduga dilakukan oleh Ari. Melihat kejadian tersebut anak Fitriyani emosi tidak terima dan sempat terjadi adu mulut dengan pelaku (Ari).
“Kemudian beberapa pemuda kampung datang untuk melerai namun Ari berontak hingga akhirnya salah satu pemuda yang mau melerai itupun juga turut terkena pukulan. Kemudian posisi orang yang mabuk itu (Ari) mundur – mundur dan jatuh di got (kali kecil).Jadi kemungkinan besar Ia terluka itu karena jatuh dan terpeleset ke kali,” ungkap Sudarmanto.
“Jadi tidak benar kalau ada pengeroyokan dari warga, justru ada 3 orang warga termasuk istrinya ketua RT, Fitriyani,” lanjutnya.
Terkait kejadian tersebut, warga juga sudah melaporkan kejadian tersebut tadi pagi ke Polresta Sleman. Warga yang terkena pukulpun juga melakukan visum di Rumah sakit Paramedika.
Sudarmanto juga menegaskan bahwa tidak terjadi baku hantam dan tidak ada pengeroyokan.
“Saya bicara selaku Dukuh tidak ada hubungannya dengan dukungan di Pilkada bahwa tidak ada pengeroyokan yang dilakukan oleh warga. Loginya kalau memang terjadi pengeroyokan, 4 orang itu sudah kena pukulan, ini justru warga kami yang terkena pukulan,” tandasnya.
Sedangkan Fitriyani, dihubungi melalui telepon selulernya sampai berita ini diturunkan masih enggan memberikan penjelasan. Ia hanya mengatakan bahwa semua sudah dipasrahkan ke pendamping hukumnya.
Sudarmanto menambahkan, setelah kejadian sempat ada mediasi dengan perwakilan dari salah satu ormas yang mengaku sebagai ketua dari ormas tersebut untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan setelah salah satu anggotanya tersebut sembuh.
” Waktu itu setelah kejadian saya sempat melakukan mediasi dengan perwakilan dari ormas itu yang katanya Ketuanya, dan sudah sepakat untuk menyelesaikan persoalan-persoalan ini secara kekeluargaan, namun tidak tahu kenapa tiba – tiba mereka membatalkannya dan akan tetap menempuh jalur hukum,” pungkasnya.(AR)