Foto: Yani Fathurrahman, komisi A dan ketua Fraksi PKS DPRD Kabupaten Sleman
Harian Rakjat, Sleman – Masih banyak masyarakat yang enggan berkunjung ke kantor pemerintahan, baik di tingkat kalurahan, kapanewon, maupun kabupaten. Alasannya beragam, mulai dari pelayanan yang dianggap ribet, antrean panjang, hingga kesan kaku dan menakutkan.
Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Sleman, Yani Fathurahman, SPdI, menilai kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk menghadirkan pelayanan publik yang lebih humanis dan terasa ‘homey’.
“Ketika ada warga datang ke rumah dan saya arahkan ke dinas, banyak yang menolak. Mereka lebih memilih menitipkan urusan karena takut antre lama, khawatir dengan prosedur yang bertele-tele, bahkan ada yang sekadar malas datang,” ungkap Yani, saat dikonfirmasi Harian Rakjat, Jumat (22/08/2025).
Menurutnya, suara masyarakat ini harus menjadi bahan evaluasi serius bagi pemerintah daerah. Di era sekarang, sudah bukan zamannya lagi masyarakat merasa takut ketika datang ke kantor pemerintahan.
Yani menekankan, pemanfaatan teknologi digital dapat menjadi solusi untuk memangkas antrean panjang maupun proses pelayanan yang berbelit. “Dengan teknologi, masyarakat bisa memantau layanan tanpa harus lama mengantre. Proses birokrasi juga bisa lebih ringkas sehingga pelayanan terasa nyaman,” jelasnya.
Selain itu, ia menilai keaktifan Bupati Sleman yang kerap turun langsung ke masyarakat perlu ditindaklanjuti oleh dinas, kapanewon, hingga kalurahan. Khususnya dalam peningkatan kualitas pelayanan di front office, yang menjadi wajah pertama kantor pemerintahan.
“Petugas front office perlu mendapatkan peningkatan kapasitas, karena mereka berhadapan langsung dengan masyarakat. Sikap ramah, komunikatif, serta memberi penjelasan yang jelas akan menciptakan pelayanan yang lebih humanis dan ‘homey’,” pungkas Yani yang juga ketua Fraksi PKS DPRD Sleman tersebut.
(AR).