Kamis, 25 Sep 2025
NasionalPariwisata

Pelaku Wisata Jogja: “Survey dari Mana? Kunjungan Pelajar Jelas Turun!”

Foto: Ilustrasi (AR)

Harian Rakjat, Sleman – Pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), yang disampaikan melalui akun TikTok @republikajabar terkait kebijakan larangan study tour, dinilai bertolak belakang dengan fakta di lapangan.

Dalam unggahan tersebut, KDM menyebut larangan study tour tidak menimbulkan penurunan jumlah wisatawan yang signifikan, khususnya dari segmen pelajar. Ia bahkan mengklaim pariwisata Yogyakarta dalam kondisi baik-baik saja, tempat wisata tetap ramai, dan wisatawan datang atas kemampuan sendiri.

Namun, pernyataan itu berlawanan dengan pendapat Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, GKR Bendara. Dalam keterangannya yang dikutip Joglonews.com pada 27 Juli 2025, putri Sultan HB X ini mengakui kebijakan larangan study tour oleh Pemprov Jawa Barat berdampak signifikan pada angka kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.

“Ini karena salah satu segmen kunjungan wisata adalah anak sekolah,” ujarnya. 

GKR Bendara menambahkan, Yogyakarta selama ini mendapat banyak manfaat dari kunjungan rombongan pelajar, termasuk dari Jawa Barat. Ia menilai, dampak kebijakan ini akan terasa lama jika tidak ada solusi, meski tetap optimistis pelaku wisata di Yogyakarta bisa bertahan.

KDM dalam unggahan videonya juga menyinggung soal spanduk penolakan yang dipasang di sejumlah titik di Yogyakarta. Menurutnya, masyarakat Yogyakarta justru menyambut kehadirannya dengan suka cita.

Pandangan ini kembali dibantah oleh pelaku usaha jasa wisata di Sleman. 

“Kalau KDM bilang disambut dengan suka ria, kita tidak melihat itu. Beliau mengatakan pariwisata di Jogja baik-baik saja itu survei dari mana? Wong nyatanya kunjungan anak sekolah jelas turun kok,” ujarnya kepada Harian Rakjat, Jumat (8/8/2025).

Ia menegaskan, segmen pelajar menjadi salah satu penyumbang terbesar kunjungan wisata ke DIY, dan mayoritas berasal dari Jawa Barat. 

“Jadi, apa yang disampaikan KDM itu sangat bertolak belakang dengan apa yang terjadi di lapangan,” pungkasnya.

Sementara itu Agung Sasongko, SE, M.MPar, ketua Pusparekraf (Perkumpulan Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) Sleman yang juga salah satu pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menegaskan, dengan adanya kebijakan tersebut, kondisi pariwisata DIY turun tajam.

“Yang pasti dengan kebijakan tersebut maka kondisi Pariwisata DIY menurun tajam, tingkat huni hotel turun, restoran sepi, catering sepi, pusat oleh-oleh omzet turun, destinasi wisata kunjungan turun, karena pangsa pasar Jogja salah satunya yang cukup besar adalah kunjungan para siswa,” tandas Agung yang juga Founder PAS Hotel Management ini.

Senada, ketua PHRI Gunungkidul, yang juga pemilik rumah makan Sego Berkat Bu Tiwi Tan Tlogo ini juga mengatakan hal yang sama pada dasarnya kebijakan tersebut berdampak pada penurunan jumlah pengunjung.

(AR)

Tags:KDMkunjungan pelajar turunpelarangan study tourpesona JogjaPHRI DIYPHRI GunungkidulWisata Yogyakartawonderful Indonesia

11878|Share :

Baca Juga