Gunungkidul (HR) – Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata di Kabupaten Gunungkidul saat ini masih jauh dibawah target, termasuk jumlah kunjungan wisatawan juga mengalami penurunan. Hal tersebut bisa dimungkinkan dampak dari adanya pelarangan study tour dan maraknya dugaan adanya pungutan liar.
PAD Sektor Pariwisata (Retribusi Tempat Rekreasi Pariwisata dan Olah Raga) Tahun 2025 Dinas Pariwisata Gunungkidul menargetkan sebesar Rp.32.040.349.900,00 dan target wisatawan sejumlah : 2.948.195 Wisatawan.
Sedangkan berdasarkan data dan realisasi sampai dengan hari ini, Rabu 28 Mei 2025 baru tercapai Rp.10.701.1555.210,00 dengan wisatawan 1.023.866
Hal tersebut diungkapkan Kepala bidang pengembangan destinasi wisata Dispar Gunungkidul Supriyanta saat dikonfirmasi HarianRakjat.com, Rabu (28/05/2025).
“Artinya realisasi masih sangat jauh karena baru tercapai sekitar 34%, sehingga kita harapkan sisa waktu kedepan (Juni-Desember) semoga wisatawan yang berkunjung semakin meningkat sehingga tidak hanya mencapai target PAD dan Wisatawan, tetapi dampaknya dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Gunungkidul,” ungkap Supriyanta.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, untuk pengembangan destinasi wisata guna menambah daya tarik wisatawan yang hendak berkunjung ke destinasi wisata di Gunungkidul tentunya tidak bisa dilakukan sendiri oleh Dispar, akan tetapi dibutuhkan kerjasama dengan semua stakeholder yang ada.
“Membangun dan mengembangkan destinasi Pariwisata memang tidak bisa dilakukan sendiri oleh Dinas Pariwisata tetapi diperlukan kerjasama integrasi dan kolaborasi dari seluruh stakeholder dan pentaheliks pariwisata sesuai tugas dan fungsinya masing-masing,” jelasnya.
Terkait dukungan, Supriyanta menuturkan, dari beberapa stakeholder termasuk dari kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif (kemenparekraf) juga sudah memberikan dukungan untuk pengembangan destinasi wisata di Gunungkidul.
“Dari beberapa stakeholder, diantaranya dari Kemenparekraf dengan mengakomodir Geopark Night Specta (GNS) di Nglanggeran yang masuk menjadi Kharisma Even Nasional (KEN) Kemenpareraf,” tuturnya.
Selain itu dukungan Stakeholder yang lain diantaranya:
1. Jasa Raharja Putra (JRP) yang telah cukup lama bekerjasama terhadap pemberian santunan kecelakaan sehingga memberikan nila lebih kepada wisatawan dengan adanya jaminan seandainya terjadi kecelakaan
2. OPD lain misalnya DPUPR baik Pusat, DIY maupun Kabupaten Gunungkidul dengan pembangunan Ruas jalan JJLS, Peningkatan jalan, pemeliharaan dan pengaspalan jalan menuju Obyek daya tarik wisata.
3. BUMD memberikan CSR serta dukungan-dukungan pelaksanaan kegiatan seperti kemarin pada saat acara Apel Deklarasi Bebas Pungli dibantu oleh JRP (Jasa Raharja Putra) DIY dan BPD Gunungkidul
4. Media dengan support publikasi dan lain-lain.
Diharapkan dengan dukungan – dukungannya tersebut nantinya dapat membantu mendongkrak daya tarik wisata yang akan berkunjung ke obyek-obyek wisata yang ada di Gunungkidul, sehingga PAD dan perekonomian masyarakat kembali bergairah dan meningkat.(AR).