Kulonprogo (HR) – Gelaran Launching Batik Kulonprogo yang dikemas dalam acara Romansa Pansela 2025 diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kulonprogo dengan anggaran dari Dana Keistimewaan (Danais) DIY digelar di Laguna Pantai Glagah, Jumat (13/02025) malam ini berlangsung meriah.
Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo Joko Mursito menuturkan, kegiatan Romansa Pansela merupakan romantika cinta seseorang yang memiliki kenangan di sepanjang pantai Selatan Kulonprogo.
“Kita punya kegiatan Romansa Pansela. Romansa Pansela ini adalah sebuah romantika cinta orang punya kenangan di sepanjang pantai Selatan Kulonprogo. Nah ini kita kemas dalam sebuah sajian. Kita sedang ada moment untuk launching batik khas Kulonprogo dalam rangka untuk menambah varian atau khasanah batik yang ada di Kulonprogo tanpa meninggalkan batik yang sudah ada,” tutur Joko Mursito.
Joko menambahkan, selain kegiatan launching batik khas Kulonprogo, malam ini juga digelar Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo dengan PT Angkasa Pura Indonesia terkait Peningkatan Layanan Promosi Pariwisata dan “Pay-On Pro”.
“Kemudian, hari ini kita juga ada acara penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dinas pariwisata dengan bandara YIA (PT. Angkasa Pura) dalam rangka untuk promosi dan rebreanding Kulonprogo. Dan malam ini sudah terlaksana dengan baik, dikemas dengan fashion show, di kemas dengan musik, kolaborasi yang indah dengan teman-teman seniman dan budayawan dan para pelajar,” tambahnya.
Rebreanding Kulonprogo ini untuk membuat semacam Slogan atau Jargon, sehingga ketika pembangunan ini harus berjalan, maka harus ada program-program unggulan atau utama.
“Jadi rebreanding malam hari ini dalam rangka untuk meneguhkan bahwa ketahanan pangan itu menjadi keniscayaan untuk membangun, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya
“Rebreandingnya berbunyi Kumandanging bumi Jawa yang berupa akronim dari Ku itu Kulonprogo, man itu untuk kemandirian, nging nya itu kedaulatan pangan dan ekonomi. Sementara itu Bumi Jawa ini artinya budaya, alami kemudian bersahaja atau sederhana dan Istimewa, karena kita berada di DIY,” pungkasnya.
Sehingga terbentuklah dalam satu bentuklah kata Bumi Jawa. Ini juga memberikan sinyal, memberikan isyarat bahwa Kulonprogo ini akan muncul dan menasional serta internasional. (AR).