Jumat, 26 Sep 2025
NasionalPariwisata

Transformasi Tebing Breksi, Paniradya Keistimewaan DIY: Contoh Pemanfaatan Alam Sesuai Yang Dengan Trilogi Keistimewaan

Talk show satu dasawarsa transformasi tebing Breksi dengan tema “Dulu, Kini, dan Nanti”, Jumat (30/05/2025)

Sleman (HR) – Tebing Breksi, yang terletak di Kalurahan Sambirejo, Prambanan, Sleman, merupakan kawasan bekas tambang batu breksi yang dulunya dikelola secara tradisional oleh warga sekitar. 

Batu yang ditambang digunakan sebagai material bangunan, tanpa disadari memiliki nilai ilmiah tinggi. Awal 2010-an, tim Geoheritage dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta menemukan bahwa kawasan ini merupakan bagian dari Formasi Semilir-hasil dari letusan super vulkanik sekitar 20 juta tahun lalu. 

Temuan geologi seperti breksi batu apung, tuf, fosil nannoplankton, dan struktur khas lainnya, menjadikan kawasan ini sebagai laboratorium alam penting.

Dalam perkembangannya, Tebing Breksi ditetapkan sebagai kawasan konservasi geoheritage dan mulai dikembangkan menjadi destinasi geowisata edukatif sejak tahun 2014. Proses ini menghadapi tantangan sosial-ekonomi karena warga harus beralih profesi. 

Berkat kolaborasi antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah desa, Tebing Breksi berhasil menjadi contoh keberhasilan transformasi kawasan pasca tambang.

Paniradya Pati Keistimewaan DIY Aris Eko Nugroho yang juga sebagai salah satu narasumber dalam acara talk show satu dasawarsa transformasi tebing Breksi yang mengangkat tema “Dulu, Kini dan Nanti” kepada LimaSisiNews.com menuturkan bahwa tebing Breksi bisa menjadi contoh pemanfaatan alam yang sesuai dengan Trilogi Keistimewaan.

“Tebing Breksi bisa menjadi contoh pemanfaatan alam yang sesuai dengan trilogi keistimewaan dengan tanpa merusak alam tetapi tetap terjaga sampai generasi yang akan datang,” ungkap Aris, Sabtu (31/05/2025).

Satu dasawarsa transformasi tebing Breksi yang digelar pada hari Jumat (30/05) ini juga tak lepas dari support anggaran Dana Keistimewaan (Danais) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam perjalanan perkembangannya.

“Tebing breksi diawali dengan bantuan kunjungan Gurbernur DIY (Sri Sultan HB X) yang dipergunakan untuk penataan kawasan dan amphiteater platar seneng. Danais dipergunakan lebih pada pengisian aktivitas atau event wisata yang ada, perangkat wifi/internet dan pengembangan sekitar tebing Breksi,” paparnya.

Untuk kedepan, lanjut Aris, support Danais untuk sarana promosi atau pengembangan tebing Breksi masih ada keberlanjutan.

“Setiap tahun tebing Breksi menjadi tempat event tahunan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) DIY,” pungkasnya.

Harapan dan Rekomendasi

Pengelolaan Tebing Breksi harus terus berinovasi, tidak hanya dalam bentuk fisik dan atraksi, tetapi juga dalam penguatan kapasitas sumber daya manusia, penyusunan program edukasi geologi, serta penyesuaian strategi pemasaran dengan tren wisata kekinian. Harapan besar ditujukan kepada para narasumber untuk dapat:

• Memberikan motivasi, inspirasi, dan wawasan baru dalam pengelolaan geowisata.

• Mendorong terciptanya inovasi atraksi dan layanan wisata berbasis edukasi,konservasi, dan partisipasi warga.

• Menguatkan peran Tebing Breksi sebagai ikon wisata berkelanjutan yang tak hanya indah secara visual, tetapi juga bernilai ilmiah dan sosial.

Hadir sebagai narasumber dalam acara talk show satu dasawarsa transformasi tebing Breksi antara lain: 

1. Drs.Imam Pratanadi,M.T. ( Kepala Dinas Pariwisata D.I.Yogyakarta )

2. Aris Eko Nugroho S.P., M.Si. ( Paniradyo Pati )

3. Dihin Nabrijanto S.H., M.A. ( GM Geopark Jogja )

4. Dr. Ir. C. Prasetiadi M.Sc. ( Dosen Geologi UPN ).(AR).

 

Tags:Jogja IstimewaPaniradya Pati Keistimewaan DIYPemkab Slemanpesona Indonesiasatu dasawarsa transformasi tebing BreksiTebing Breksiwisata geoheritagewonderful Indonesia

104|Share :

Baca Juga