Sleman (HR) – Hari raya kurban atau Idul Adha bukan hanya sebatas sebagai perayaan atau bentuk ibadah saja bagi umat muslim di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Perayaan hari raya kurban ini dapat dimaknai sebagai pengorbanan bagi umat manusia atas segala apa yang sudah Tuhan berikan.
Anggota DPRD kabupaten Sleman yang juga sebagai ketua fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Yani Fathur Rahman mengatakan bahwa hari raya kurban (Idul Adha) sebagai bentuk ibadah bagi kaum muslimin, itu juga sebagai upaya untuk menyebarkan nilai-nilai pengorbanan bagi manusia setelah mendapatkan kenikmatan dari sang pencipta (Tuhan) yang sangat banyak. Maka Allah memerintahkan untuk menjalankan ibadah kurban.
Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari, pengorbanan- pengorbanan itu menjadi bentuk sebuah perjuangan bagi anak bangsa, bagaimana berkorban untuk nusa,bangsa dan agama agar tercipta masyarakat, negara yang lebih baik.
“Untuk pengorbanan, mengorbankan ego-ego kita, ego secara pribadi kita korbankan. Juga yang lebih utama bagaimana kita menghilangkan hal-hal yang sifatnya hewaniyah dalam diri kita, sebagaimana sifat sombong, rakus, tinggi hati, menang sendiri dan lain sebagainya. Sifat-sifat hewaniyah yang harus kita korbankan, kita sembelih sehingga bisa menjauh dari diri kita,” ujar Yani kepada LimaSisiNews.com, Minggu (08/06/2025).
Menurutnya, sifat-sifat hewaniyah seperti itu yang harus dihilangkan dalam diri manusia. Begitu pula dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Jika kita menghilangkan sifat-sifat angkuh, sombong, ingin menang sendiri, kehidupan kita dalam bermasyarakat juga akan semakin baik. Disisi lain ibadah kurban ini juga sebagai wujud kesetia kawanan bagaimana kita berbagi dengan saudara-saudara kita, baik muslim maupun non muslim kita berbagi,” katanya.
“Selain itu juga dengan kita menyembelih hewan kurban dan berbagi daging, ini juga upaya untuk perbaikan gizi kepada masyarakat, sehingga masyarakat kita akan lebih sehat dan lebih sehat. Minimal di bulan Dzulhijjah ini masyarakat di Indonesia bisa merasakan makan makanan yang bergizi,” lanjutnya.
Disisi lain, ibadah kurban ini juga ikut menggerakkan perekonomian masyarakat, terutama bagi peternak, juga para penjual hewan kurban. Ekonomi akan bergerak dalam awal Dzulhijjah ini, dan para petani, peternak akan merasakan keindahan dalam bulan Dzulhijjah ini. Jadi ibadah kurban ini, Yani menambahkan, komplit sekali, dari aspek rohani dan keagamaan, ini puncak dari keimanan selain menjalankan ibadah haji juga puasa Arafah dan juga diakhiri dengan menyembelih hewan kurban.
“Ini sebagai bentuk pengorbanan sebagai hamba Allah, kemudian juga kesetia kawanan sosial bagaimana berbagi dengan orang lain dan berikutnya aspek ekonomi bagaimana masyarakat bisa bergairah dengan pembelian hewan kurban di kalangan para peternak di seluruh Indonesia dan bahkan dunia,” imbuhnya.
Yani berharap, dengan peringatan hari raya kurban ini, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bisa membangkitkan kembali semangat pengorbanan bagaimana para pendahulu bangsa berkorban agar bangsa ini menjadi lebih besar.
“Begitu pula kita saat ini ditengah-tengah tantangan global yang luar biasa ini. Kita sebagai anak bangsa kemudian memunculkan kembali semangat pengorbanan bagi nusa dan bangsa, berkorban untuk kepentingan yang lebih besar, mengorbankan kepentingan pribadi dan golongan agar persatuan dan kesatuan juga pembangunan masyarakat menuju masyarakat yang adil makmur dan sejahtera itu bisa tercapai,” paparnya.
“Semua itu butuh pengorbanan dan semangat mau berkorban untuk bangsa dan negara ini. Harus mulai kita tumbuhkan bagi generasi penerus, generasi-generasi muda, generasi-generasi milenial, bukan saja menuntut negara memberikan apa, tapi bagaimana kita berkorban untuk bangsa dan negara, apa yang sudah kita berikan untuk bangsa dan negara agar Indonesia ini semakin baik, makin adil makmur dan sejahtera,” pungkasnya.(AR)