Jumat, 26 Sep 2025
Pojok Opini

Gelang Tridatu: Dari Warisan Suci Menjadi Tren Kosong atau Promosi Budaya?

Foto: Ilustrasi , Sabtu (06/09/2025)

Harian Rakjat, Yogyakarta – Fenomena akhir-akhir ini menunjukkan semakin banyak orang mengenakan gelang berwarna tiga helai, merah, hitam, dan putih yang dikenal sebagai Gelang Tridatu. Di mata awam, gelang ini hanyalah aksesori yang terlihat unik. Namun bagi masyarakat Hindu Bali, Tridatu adalah simbol religius yang menyimpan sejarah panjang dan makna filosofis mendalam.

Secara historis, Tridatu lahir dari tradisi Hindu yang sudah berakar di Bali selama berabad-abad. Gelang ini diberikan usai ritual sembahyang di pura, bukan sekadar untuk menghiasi tangan, melainkan sebagai tanda berkat, perlindungan, dan pengingat spiritual. Tiga warna yang dipilin melambangkan Tri Murti: merah (Brahma, pencipta), hitam (Wisnu, pemelihara), dan putih (Siwa, pelebur). Tiga aspek Tuhan ini mengajarkan keseimbangan kosmik: hidup tidak pernah berdiri sendiri, tetapi senantiasa berada dalam siklus lahir, hidup, dan kembali.

Namun, arus modernitas seringkali memangkas makna. Gelang Tridatu kini menjelma menjadi komoditas fesyen yang diproduksi massal, dijual bebas, dan dipakai tanpa pemahaman. Ironinya, banyak yang mengenakannya hanya demi gaya hidup, bukan karena kesadaran akan filosofi dan sejarahnya. Tridatu yang sejatinya suci, pelan-pelan direduksi menjadi sekadar “tali warna-warni” yang kehilangan ruh.

Meski begitu, ada sisi positif yang patut dilihat. Popularitas gelang Tridatu sebagai aksesori fesyen ternyata juga ikut mempromosikan Bali dan budayanya ke kancah lebih luas. Semakin banyak orang mengenakannya, semakin besar pula rasa ingin tahu terhadap makna di baliknya. Secara tidak langsung, gelang ini menjadi pintu masuk promosi pariwisata, budaya, sekaligus spiritualitas Bali.

Pertanyaannya kini adalah: maukah kita menjaga agar gelang Tridatu tidak berhenti sebagai tren kosong, melainkan tetap dipahami dan dihormati sebagai warisan budaya dan spiritual? Sebab tanpa kesadaran itu, kita hanya sedang melucuti makna sakral menjadi ornamen semata. Tetapi dengan edukasi, Tridatu bisa sekaligus menjadi simbol kebanggaan budaya, spiritualitas, dan promosi wisata yang bermartabat. (AR)

Tags:Beautiful BaliGelang Tri datupesona Balipesona Indonesiasejarah budaya Indonesiawonderful Indonesia

102|Share :

Baca Juga