Minggu, 5 Okt 2025
Pojok Opini

Kebijakan KDM, Ancaman Industri Pariwisata

Foto: Ilustrasi AR, Sabtu (16/08/2025).

Oleh: Muhammad Arifin 

Harian Rakjat – Polemik kebijakan Kang Dedy Mulyadi (KDM) soal pelarangan study tour sekolah menuai pro dan kontra. Di satu sisi, larangan ini dianggap melindungi peserta didik dari risiko perjalanan jauh serta beban biaya yang ditanggung orang tua. Namun, di sisi lain, kebijakan ini justru berpotensi memukul telak industri pariwisata, terutama sektor yang bergantung pada kunjungan rombongan pelajar.

Selama ini, study tour bukan hanya sekadar wisata, melainkan juga sarana edukasi. Pelajar diajak mengenal sejarah, budaya, hingga teknologi melalui kunjungan langsung ke destinasi. Di balik itu, ada denyut ekonomi yang berputar: perusahaan otobus, rumah makan, hotel, museum, hingga pedagang kecil di kawasan wisata. Bila larangan study tour diberlakukan secara kaku, maka ribuan pelaku usaha lokal akan kehilangan penghasilan.

KDM beralasan, study tour sering menjadi ajang pemborosan bahkan rawan penyalahgunaan. Memang, ada kasus di mana biaya study tour membebani orang tua atau programnya tidak jelas manfaatnya. Namun, solusi tidak harus berupa pelarangan total. Kebijakan yang membatasi secara kaku hanya akan merugikan banyak pihak. Bukankah lebih bijak jika dilakukan regulasi ketat, misalnya kewajiban melibatkan destinasi edukatif, transparansi biaya, serta pendampingan ketat dari sekolah?

Industri pariwisata nasional sedang berusaha bangkit pasca-pandemi. Larangan study tour justru memberi kesan pemerintah tidak berpihak pada pemulihan ekonomi rakyat. Padahal, negara tetangga justru berlomba mendorong sektor pariwisata agar kembali menggeliat. Jika Indonesia malah menutup salah satu pintu kunjungan, bukankah itu kontraproduktif?

Pariwisata bukan hanya soal hiburan, melainkan juga ruang belajar. Dengan melarang study tour, KDM sesungguhnya tidak hanya membatasi pengalaman pelajar, tetapi juga memutus rantai ekonomi rakyat kecil yang hidup dari industri ini.

Kebijakan harusnya melindungi, bukan melumpuhkan. Jika study tour dilarang, maka ribuan bus wisata akan menganggur, ratusan rumah makan sepi, dan puluhan destinasi edukatif kehilangan pengunjung. Inilah yang menjadikan kebijakan KDM bukan sekadar kontroversial, melainkan ancaman nyata bagi industri pariwisata. (AR)

Tags:Jeep wisata MerapiJogja IstimewaKDMKebijakan KDM Ancam Industri pariwisatapesona JogjaWisata Jogjawonderful Indonesia

919|Share :

Baca Juga