Senin, 6 Okt 2025
Pojok OpiniSejarah

Melacak Jalur Sunyi Mataram: Kulonprogo dalam Sorotan Sejarah

Foto ilustrasi 

Oleh: Muhammad Arifin 

Harian Rakjat, Kulonprogo – Saat kita membicarakan sejarah Mataram, pikiran kita hampir selalu tertuju pada Prambanan, Boko, hingga Kotagede. Padahal, ada wilayah lain yang turut menjadi saksi transformasi besar dari peradaban Hindu-Buddha menuju Islam di Tanah Jawa: Kulonprogo.

Di lembah-lembah Pegunungan Menoreh dan sepanjang bantaran Kali Progo, tersembunyi petilasan, arca, serta toponimi yang menyimpan kisah-kisah lama. Di Banjararum Kalibawang, ditemukan peninggalan yang mengisyaratkan kehadiran komunitas Hindu-Buddha di masa silam. Tempat ini kemungkinan menjadi jalur penghubung antara pusat Mataram Kuno di Kedu dan wilayah selatan Jawa.

Namun sejarah tidak berhenti di sana. Pada abad ke-16, jejak peradaban Islam mulai menggurat wilayah ini. Nama-nama seperti Ki Ageng Krapyak tidak asing di telinga masyarakat Kulonprogo. Petilasan beliau di Panjatan menjadi bukti bahwa Kulonprogo bukan sekadar daerah pinggiran, tapi bagian penting dari perjalanan spiritual dan politik awal Kerajaan Mataram Islam.

Yang menarik, sebagian besar narasi sejarah Kulonprogo justru tertinggal dalam cerita rakyat, tidak banyak dibukukan atau diangkat dalam kajian akademik. Apakah karena Kulonprogo dianggap “luar lingkar kekuasaan”? Atau karena sejarah lebih sering ditulis dari pusat, bukan dari pinggiran?

Justru di sinilah pentingnya membuka kembali peta sejarah secara lebih jujur dan menyeluruh. Kulonprogo adalah wilayah transit peradaban, bukan hanya secara geografis tapi juga kultural. Ia menjadi saksi perpindahan nilai, bahasa, dan keyakinan.

Kini, saat pembangunan infrastruktur dan pariwisata mulai menggeliat di Kulonprogo, sudah saatnya kita juga menggali identitas sejarahnya. Tidak sekadar sebagai pelengkap destinasi, tapi sebagai bahan refleksi siapa kita sebenarnya.

Tags:Budha dan Islamdinas kebudayaan Kabupaten KulonprogoDinas pariwisata kabupaten KulonprogoMelacak jalur sunyi MataramSejarah peradaban Mataram Hindu

112|Share :

Baca Juga