Foto: Ilustrasi AR, Senin (18/08/2025).
Oleh: Muhammad Arifin
Harian Rakjat, Yogyakarta – Beginilah wajah negeri ini. Saat rakyat terus dicekik kenaikan harga, para pejabat justru berpesta di atas penderitaan. Gedung dewan yang seharusnya menjadi tempat memperjuangkan suara rakyat, malah berubah jadi panggung joget dan kemewahan.
Setiap tahun gaji dan tunjangan pejabat naik, sementara rakyat dipaksa membayar pajak yang kian mencekik. Mereka hidup dalam kenyamanan, kita dibiarkan bergulat dengan kesulitan. Inikah yang disebut keadilan sosial?
Kemerdekaan yang kita rayakan seakan hanya milik penguasa. Mereka bersorak, tertawa, dan menari, tapi lupa bahwa di luar sana jutaan rakyat menjerit menunggu keadilan yang tak kunjung datang.
Jika seperti ini wajah republik, maka jangan salahkan rakyat ketika akhirnya bertanya: untuk siapa negara ini berdiri? Untuk siapa bendera dikibarkan? Untuk siapa kemerdekaan diperjuangkan?
Bukan untuk mereka yang menari di gedung dewan, tapi untuk rakyat yang terus dilupakan. Dan selama pejabat terus mabuk kuasa, kemerdekaan ini tak ubahnya panggung sandiwara belaka.
(AR)