Sleman(HR) – Beredarnya Flayer yang berisikan analisis penilaian independen debat ketiga Calon Bupati dan Calon wakil Bupati Sleman dalam Pilkada Sleman 2024, yang beredar di beberapa group WhatsApp, sempat membuat heboh masyarakat Sleman.
Seperti diketahui dalam Flayer tersebut telah mencatut nama KPU kabupaten Sleman dan munculkan logo Vox Populi Research Center.
Dikonfirmasi HarianRakjat.com terkait hal tersebut, Sura’ie (kadiv hukum dan pengawasan) KPU Sleman tegas mengatakan bahwa informasi tersebut hoax.
“Itu tidak benar dan hoax,” tegas Sura’ie, Rabu (13/11/2024).
Disinggung soal penyelesai informasi hoax tersebut kenapa KPU tidak membuat laporan ke kepolisian, Sura’ie menuturkan persoalan tersebut sudah dianggap selesai.
“Kami tidak laporkan hal tersebut ke kepolisian, kami full konsentrasi mempersiapkan Pilkada,” ujar Sura’ie.
“Kami pikir sudah selesai (case closed) karena mereka sudah minta maaf terbuka,” lanjutnya.
KPU Sleman hari ini (13/11) juga sudah mengeluarkan pernyataan sikap publik terkait hal tersebut. Adapun pernyataan tersebut antara lain:
1.KPU Kabupaten Sleman tidak pernah melakukan penilaian, mengeluarkan hasil analisis maupun melakukan survey terkait debat dan hasil debat ke lembaga atau pihak manapun.
2.Bahwa mencantumkan logo dan identitas KPU Kabupaten Sleman pada Flayer berjudul “Analisis Panelis Independen Debat ketiga Pilkada Sleman pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sleman merupakan pencatutan oleh orang atau pihak yang tidak bertanggung jawab.
3.KPU Kabupaten Sleman mengharapkan semua pihak agar bijak dalam membuat dan menyebarkan Informasi.
Sementara itu vox populi secara bersamaan juga telah mengklarifikasi dan meminta maaf secara langsung kepada KPU Sleman atas kejadian tersebut.Dalam pers rilisnya juga menegaskan bahwa penilaian debat sepenuhnya dilakukan secara Independen dan dilakukan tanpa keterlibatan KPU Kabupaten Sleman.
“Kami juga minta maaf atas pencantuman logo KPU Kabupaten Sleman pada Flayer tersebut,” tandas Andi Syamsul Anwar perwakilan dari vox populi.
Dari hasil penilaian tersebut, paslon 01 Kustini Sri Purnomo – Sukamto dinilai lebih unggul dalam penguasaan materi dan kejelasan gagasan. Hal itu menunjukkan kepercayaan diri dari paslon 01 daripada paslon 02, Harda Kiswaya – Danang Maharsa.
Tak hanya itu, paslon 02 dinilai agak agresif dan sering menyerang lawan debat, meski sebagian besar pertanyaan tidak sesuai dengan tema. Secara keseluruhan, panelis dalam flyer tersebut menilai paslon 01 lebih mendominasi pada aspek penting namun paslon 02 menunjukkan performa yang offensif dalam menyerang lawan. (AR)